Arsip

Archive for Oktober, 2009

Konsep Subnetting

Oktober 21, 2009 Tinggalkan komentar

Konsep Subnetting, Siapa Takut?

by Romi Satria Wahono

subnetrouter.JPGSubnetting adalah termasuk materi yang banyak keluar di ujian CCNA dengan berbagai variasi soal. Juga menjadi momok bagi student atau instruktur yang sedang menyelesaikan kurikulum CCNA 1 program CNAP (Cisco Networking Academy Program). Untuk menjelaskan tentang subnetting, saya biasanya menggunakan beberapa ilustrasi dan analogi yang sudah kita kenal di sekitar kita. Artikel ini sengaja saya tulis untuk rekan-rekan yang sedang belajar jaringan, yang mempersiapkan diri mengikuti ujian CCNA, dan yang sedang mengikuti pelatihan CCNA 1.Setelah selesai membaca ini, silakan lanjutkan dengan artikel Penghitungan Subnetting, Siapa Takut?.

Sebenarnya subnetting itu apa dan kenapa harus dilakukan? Pertanyaan ini bisa dijawab dengan analogi sebuah jalan. Jalan bernama Gatot Subroto terdiri dari beberapa rumah bernomor 01-08, dengan rumah nomor 08 adalah rumah Ketua RT yang memiliki tugas mengumumkan informasi apapun kepada seluruh rumah di wilayah Jl. Gatot Subroto.

jalan.jpg

Ketika rumah di wilayah itu makin banyak, tentu kemungkinan menimbulkan keruwetan dan kemacetan. Karena itulah kemudian diadakan pengaturan lagi, dibuat gang-gang, rumah yang masuk ke gang diberi nomor rumah baru, masing-masing gang ada Ketua RTnya sendiri-sendiri. Sehingga ini akan memecahkan kemacetan, efiesiensi dan optimalisasi transportasi, serta setiap gang memiliki previledge sendiri-sendiri dalam mengelola wilayahnya. Jadilah gambar wilayah baru seperti di bawah:

gang.jpg

Konsep seperti inilah sebenarnya konsep subnetting itu. Disatu sisi ingin mempermudah pengelolaan, misalnya suatu kantor ingin membagi kerja menjadi 3 divisi dengan masing-masing divisi memiliki 15 komputer (host). Disisi lain juga untuk optimalisasi dan efisiensi kerja jaringan, karena jalur lalu lintas tidak terpusat di satu network besar, tapi terbagi ke beberapa ruas-ruas gang. Yang pertama analogi Jl Gatot Subroto dengan rumah disekitarnya dapat diterapkan untuk jaringan adalah seperti NETWORK ADDRESS (nama jalan) dan HOST ADDRESS (nomer rumah). Sedangkan Ketua RT diperankan oleh BROADCAST ADDRESS (192.168.1.255), yang bertugas mengirimkan message ke semua host yang ada di network tersebut.

network.jpg

Masih mengikuti analogi jalan diatas, kita terapkan ke subnetting jaringan adalah seperti gambar di bawah. Gang adalah SUBNET, masing-masing subnet memiliki HOST ADDRESS dan BROADCAST ADDRESS.

subnet.jpg

Terus apa itu SUBNET MASK? Subnetmask digunakan untuk membaca bagaimana kita membagi jalan dan gang, atau membagi network dan hostnya. Address mana saja yang berfungsi sebagai SUBNET, mana yang HOST dan mana yang BROADCAST. Semua itu bisa kita ketahui dari SUBNET MASKnya. Jl Gatot Subroto tanpa gang yang saya tampilkan di awal bisa dipahami sebagai menggunakan SUBNET MASK DEFAULT, atau dengan kata lain bisa disebut juga bahwa Network tersebut tidak memiliki subnet (Jalan tanpa Gang). SUBNET MASK DEFAULT ini untuk masing-masing Class IP Address adalah sbb:

CLASS OKTET PERTAMA SUBNET MAS DEFAULT PRIVATE ADDRESS
A 1-127 255.0.0.0 10.0.0.0-10.255.255.255
B 128-191 255.255.0.0 172.16.0.0-172.31.255.255
C 192-223 255.255.255.0 192.168.0.0-192.168.255.255

Setelah anda selesai membaca artikel ini, silakan lanjutkan dengan membaca artikel Penghitungan Subnetting, Siapa Takut?.

Kategori:1

Manajement Information System

Management Information System

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan

Perkembangan teknologi yang pesat dewasa ini mempengaruhi berbagai bidang kehidupan manusia. Terbatasnya lapangan pekerjaan dan terus bertambahnya jumlah pekerja baru, memaksa beberapa orang untuk lebih teliti melihat peluang. Belum lagi ditambah dengan tingkat kompetisi yang ada dimasyarakat, baik suatu perusahaan dengan perusahaan yang lain maupun individu yang satu dengan yang lain, menambah kompleksitas dalam dunia usaha. Meskipun demikian bukan berarti tidak ada peluang sama sekali dalam dunia usaha atau lapangan pekerjaan. Kehadiran internet sebagai akibat dari perkembangan teknologi memecahkan kesulitan yang ada. Internet diharapkan memberi peluang-peluang yang baru dalam berinovasi, efektif dan efisien.

1.2 Rumusan Masalah

Kesempatan untuk berinovasi, melakukan usaha yang efektif dan efisien membuat Internet semakin menarik untuk dipelajari. Hanya saja pertanyaan mulai muncul antara lain, apa bentuk usahanya, bagaimana memulainya, bagaimana mengelolanya, batasan-batasan apa yang harus diperhatikan.

1.3 Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah memberikan wawasan seputar aplikasi atau pemanfaatan dari Management Information Systems. Pemanfaatan internet untuk masuk dalam Electronic Commerce (E-Commerce) membuat terbukanya peluang untuk berusaha. Tentunya terlebih dahulu memperhatikan beberapa hal antara lain, prisip-prinsip seputar e-commerce, information resources, information security, ethical implication of information technology dan decision support systems. Dengan memperhatikan beberapa hal diatas diharapkan optimalisasi penggunaan internet dalam e-commerce.

1.4 Manfaat

Dari pembuatan makalah ini diharapkan dapat digunakan sebagai wawasan untuk mengembangkan ilmu Management Information Systems dan dapat memberikan kesempatan usaha atau lapangan kerja.

BAB 2

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Informasi merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari manusia pada jaman ini. Tanpa informasi tidak akan pernah ada suatu aktifitas. Masing-masing aktifitas dipengaruhi oleh informasi-informasinya. Aktifitas dalam organisasi dipengaruhi oleh informasi-informasi yang berhubungan dengan organisasi tersebut. Aktifitas pekerjaan dipengaruhi oleh informasi-informasi yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut. Semakin pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini termasuk didalamnya perkembangan teknologi komputer, berdampak pada kompleksitas informasi-informasi yang ditimbulkannya (McLeod Schell,2001). Kondisi seperti ini membutuhkan suatu sistem menejemen dari informasi-informasi tersebut. Sistem yang dimaksud adalah sistem informasi manajemen (Management Information System / MIS). Murdick (1993:5) menjelaskan : MIS bukan merupakan hal yang baru, yang baru adalah komputerisasinya. Sebelum ada komputer, teknik MIS telah ada untuk memberi manajer informasi yang memungkinkan mereka merencanakan serta mengendalikan operasi. Komputer telah menambah satu atau dua dimensi, seperti kecepatan, ketelitian volume data yang meningkat, yang memungkinkan pertimbangan alternatif-alternatif yang lebih banyak dalam suatu keputusan. Integrasi antara MIS dan komputer dapat juga disebut sebagai expert system. Kemampuan memanfaatkan expert system tersebut terletak pada pamahaman terhadap MIS yang terintegrasi dengan komputer. Selanjutya dalam bab ini akan dibahas tiga bagian besar dari MIS antara lain (Mcleod Schell,2007) :

1. konsep dasar

2. sumber informasi (information resources)

3. menejemen informasi dan teknologi.

2.1 Konsep dasar

Konsep dasar diperlukan untuk mendalami MIS. Konsep dasar tersebut meliputi Internet, digital firm, electronic commerce. Digital firm dan electronic commerce dipicu oleh beberapa hal, antara lain :

  1. Ekonomi global, pertumbuhan ekspor dan impor antar benua menyebabkan pemicu terjadinya Global Economy. Ekonomi global menciptakan suatu istilah baru yaitu globalization. Globalisasi tidak hanya berhubungan dengan ekonomi tetapi keseluruhan aktifitas (Laudon,2004:5).
  2. Transformasi industri, tahun 1976 bidang pekerjaan sebagian besar hanya seputar pertanian, pabrik. Sekarang dapat ditemukan lapangan pekerjaan seperti bank, pendidikan, asuransi atau dibidang marketing (Laudon,2004:5). 3. Transformasi bisnis, bisnis tradisional menganut sistem hierarchical, tersentralisasi, struktur yang kaku. Pada bisnis moderen kecenderungannya less hierarchical, desentralisasi, fleksibel (Laudon,2004:6).

2.1.1 Internet

Internet suatu sistem yang dapat menghubungkan antar organisasi, antar kepentingan bisnis, antara customers dan suppliers dan lain sebagainya. Dengan menggunakan internet dapat mengurangi biaya dari komunikasi dan transaksi (Laudon,2000:299).

2.1.2 Digital Firm

Digital firm adalah perusahaan yang hubungan antara customers, suppliers dan pekerja dilakukan secara digital (Laudon,2004). Perkembangan digital firm lebih terlihat lagi dengan perkembangan teknologi digital. Perkembangan teknologi digital menciptakan suatu istilah baru yaitu kantor maya (virtual office). Virtual office membuat seseorang tidak perlu melakukan kegiatan perkantoran disuatu tempat atau secara fisik. Dengan memiliki seperangkat alat digital seseorang dapat melakukan kegiatan perkantoran (rapat, kirim fax, mengetik surat, dan lain-lain) tanpa harus datang kekantor (McLeod Schell,2001:307). Dengan mempertimbangkan keuntungan dan kerugian dari penggunaan teknologi digital akan didapat optimalisasi.

2.1.2 Perdagangan elektronik (Electronic Commerce) Konsep selanjutnya yang harus diperhatikan adalah perdagangan elektronik. Perdagangan elektronik memudahkan suatu perusahaan dalam melakukan operasinya, baik yang berhubungan dengan internal perusahaan maupun dengan delapan elemen lingkungan. Dalam perdagangan elektronik terdapat tiga tipe yaitu B2B (business-to-business), B2C (business-to-consumer), C2C (consumer-to-consumer) (Laudon,2004:139).

2.2 Sumber Informasi Saat membahas mengenai sumber informasi, hal yang penting adalah mengenai database management systems, systems development. Dua hal ini sangat dibutuhkan dalam MIS, karena berkaitan dengan sumber dari MIS. MIS tidak akan berjalan tanpa database dan akan berhenti untuk menjelankan tugasnya saat system development tidak berjalan. 2.2.1 Database Sebelum masuk kepada database terlebih dahulu yang harus dibahas adalah data dan informasi. Data adalah suatu himpunan simbol yang tidak mempunyai arti atau nilai apapun secara tersendiri. Informasi adalah data yang telah diproses melalui sekumpulan aturan dan sekarang mempunyai arti dan nilai. Database adalah koleksi terpadu dari data yang disusun secara logis dan terkendali (Murdick,1984:151).

2.2.2 Sistem Pengembangan (system development)

Sistem diciptakan bukan hanya digunakan untuk satu kali keperluan saja, sistem diharapkan dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan atau tantangan kedepan. system development diharapkan mengalami siklus hidup dan tidak berhenti. Kemampuan sistem pengembangan untuk mengalami siklus hidup akan menentukan umur dari sistem tersebut. Dalam hubungannya dengan siklus hidup akan muncul istilah-istilah:

1. redesign, proses mendesain ulang suatu produk agar dapat menyesuaikan dengan kondisi yang ada.

2. reengineering, proses untuk mengubah funsionalnya.

3. restrukturisasi, transformasi suatu sistem menjadi bentuk lain.

2.3 Managing Information and Technology

Bagian yang terakhir dalam MIS adalah managing information and technology. Bagian ini akan membahas mengenai keamanan sistem agar tidak mengalami kerugian, etika dalam MIS dan decision support systems.

2.3.1 Keamanan

Sistem Dengan banyaknya kepentingan, persaingan dan kemajuan teknologi informasi tampaknya ancaman dan resiko tidak boleh dipisahkan dari sebuah sistem informasi. Mengidentifikasi ancaman-ancaman berupa ancaman internal maupun eksternal baik sengaja maupun tidak dan identifikasi resiko berupa pencurian, perusakan (virus) harus menjadi perhatian yang serius sebelum memulai suatu MIS.

2.3.2 Etika

Perkembangan MIS yang ditandai dengan internet dengan e-commerce menjadi suatu masalah tersendiri jika dihubungkan dengan etika yang ada. Berkurangnya interaksi langsung antar manusia akan mempengaruhi moral dan perilaku dari manusia itu. Sistem e-commerce yang memungkinkan tidak perlunya untuk bertemu langsung antara penyedia jasa dan konsumen membuat celah dalam proses penipuan (Davis,1999).

2.3.3 Decision Support Systems (DSS)

DSS sistem yang menyediakan input untuk proses keputusan (Senn,1990:448). DSS merupakan problem solver yang dilengkapi dengan kemampuan untuk menghasilkan laporan-laporan yang periodik dan output dari model matematika. Dengan adanya DSS membuat suatu sistem dapat mengambil keputusannya. Model matematika dan kecerdasan buatan memungkinkan suatu sistem dapat mengambil keputusannya.

BAB 3

PEMBAHASAN KASUS MIS

Dalam bab ini akan dibahas analisa dari sebuah artikel yang berjudul “Bisinis di Internet” yang diambil dari Kompas Online.

3.1 Bisinis di Internet

Bagi Adam Morgan, seorang tukang kebun, tidaklah sulit membujuk berbagai tumbuhan khas California untuk tumbuh di tanah yang berbatu sekalipun, karena dia memang ahlinya.

Tapi di bidang pembuatan situs Internet, dia hanya seorang amatir. Meskipun demikian, jika melihat situs morganlandscape.com, perusahaan pendesainan taman yang dirintis bersama enam rekannya di Broken Arrow, Oklahoma, Anda akan sulit mengetahuinya. Bulan Desember tahun lalu, Morgan membangunnya dalam sehari-berkat QuickBooks 1999, software program akunting dari Intuit. Paket software seharga 119 dolar tersebut memberikan fasilitas pembuatan sebuah situs sederhana.

Dengan hanya mengisikan formulir sebanyak tiga halaman, Morgan dapat menyertakan berbagai informasi penting tentang perusahaannya, memilih gambar background dan jenis huruf yang digunakan. Bahkan software ini juga membantu mencarikan nama domain yang tersedia di web; untungnya nama morganlandscape.com belum ada yang menggunakan. Dua puluh empat jam kemudian situs tersebut sudah jadi. Tidak mewah memang,tapi operasional. Dalam 3 minggu sudah dikunjungi sekitar 400 pengunjung; beberapa menjadi klien. Awal yang bagus bagi sebuah perusahaan lokal murni. Memang sangat hebat jika dapat memberikan nama Anda di hadapan calon konsumen, tapi Anda harus terlihat profesional, jelas Morgan. Software pembangun web otomatis seperti QuickBooks’ Site Builder merupakan senjata andalan bagi bisnis kecil untuk terlihat profesional dan bonafid-jika bisa dibilang universal-seperti layaknya mega-situs Amazon.com. Padahal, ada banyak cara situs kecil dapat benar-benar mengalahkan situs besar, yaitu dengan memberikan pelayanan lebih baik kepada konsumennya. Meskipun Anda kecil, bukan berarti Anda harus berpikir kecil. Jika Anda membangun hubungan dengan konsumen dan memberikannya perhatian secara pribadi, Anda dapat meningkatkan status situs Anda. Masalah utama software seperti Site Builder adalah ia tidak lebih dari sebuah kartu bisnis online, hingga tidak dapat digunakan oleh bisnis kecil yang ingin berkiprah memperebutkan pangsa pasar e-commerce. Forrester Research, perusahaan riset teknologi dan Internet bermarkas di Boston, meramalkan pasar e-commerce akan mencapai US$ 180 juta pada tahun 2004. Bagi perusahaan yang ingin ber-e-commerce, sebaiknya menyewa tenaga ahli profesional pendesainan web yang akan memberikan pelayanan penuh dengan memberikan berbagai fasilitas yang diperlukan untuk memulai sebuah usaha e-commerce. Seperti layaknya konsumen di dunia nyata, konsumen online memutuskan bertransaksi jika mereka merasa nyaman. Di sinilah merk terkenal berbicara. Jika Anda ingin berhadapan secara langsung dengan perusahaan besar, dan ingin menggunakan internet untuk berhubungan dengan pelanggan Anda, maka situs Anda harus terlihat dan terasa tajam, canggih dan profesional seperti milik mereka. Hal paling penting dalam membentuk calon konsumen virtual yang loyal adalah dengan melindungi keamanan dan kerahasiaan mereka.

Meskipun hal yang wajar meminta data pribadi pengunjung situs Anda untuk sekadar mengesahkan status mereka, pengunjung perlu juga mengetahui data-data tersebut akan dijaga dengan baik. Menurut Forrester Research, 48% pengguna web tetap tidak membeli barang secara online, karena kawatir nama, alamat, kartu kredit dan data pribadi lainnya akan dicuri atau disalahgunakan. Karena itu, situs perlu memasang sebuah privacy policy yang jelas di halaman web mereka.

3.2 Analisis Kasus

Sesuai dengan teori yang dibahas di bab 2, dapat dilihat bahwa terbukti internet dapat memaksimalkan suatu usaha. Internet memecahkan keterbatasan waktu dan tempat. Internet memungkinkan seseorang melakukan perdagangan elektronik (e-commerce). Prinsip perdagangan B2C (business-to-consumer) nampak terlihat dari artikel, dimana Morgan dapat bertemu langsung dengan konsumennya. Dalam waktu 3 minggu Morgan mampu dengan 400 konsumennya. Hal yang tidak mungkin jika perdagangan dilakukan secara perdagangan biasa. Kalimat yang menulis bahwa “sebaiknya menyewa tenaga ahli profesional pendesainan web yang akan memberikan pelayanan penuh dengan memberikan berbagai fasilitas yang diperlukan untuk memulai sebuah usaha e-commerce” menegaskan bahwa untuk terjun dalam e-commerce sebuah perusahaan harus memiliki seorang yang ahli dalam mengembangkan sistem. Suatu usaha tidak dapat berjalan dengan baik tanpa database dan akan berhenti untuk menjalankan tugasnya saat system development tidak berjalan.

Proses-proses seperti redesign, reengineering, restrukturisasi dapat terjadi dengan mengembangkan system development yang dilakukan oleh seorang tenaga ahli. Faktor-faktor yang perlu untuk diperhatikan berikutnya mengenai keamanan sistem, etika, dan DSS, hal-hal tersebut akan sangat berdampak pada optimalisasi suatu sistem dalam e-commerce. Keamanan sistem sangat penting untuk diperhatikan. Kerugian yang besar dapat terjadi apabila terjadi kesalahan dalam proses keamanan. Ancaman yang disebabkan oleh virus dapat merusak sistem yang telah dikembangkan. Keamanan yang perlu diperhatikan juga adalah keamanan saat pembayaran melalui kartu kredit. Keberhasilan sistem ini akan mengoptimalisasi bisnis e-commerce sebaliknya kegagalan sistem keamanan menyebabkan hancurnya suatu bisnis e-commerce. Hal lain yang perlu menjadi perhatiaan adalah masalah etika. Kerahasiaan identitas pelanggan menjadi satu hal yang perlu dipikirkan dalam sistem. Yang termasuk dalam etika juga adalah masalah tanggung jawab terhadap dampak negatif yang mungkin terjadi, mengingat tidak bertemunya antara konsumen dan penyedia jasa. Selanjutnya yang perlu dipikirkan juga adalah DSS ( Decision Support Systems). DSS diperlukan apabila suatu usaha ingin dikembangkan lebih lagi dan untuk menunjang sistem yang lebih kompleks. Kecepatan proses untuk mensimulasikan masalah dengan banyak alternatif merupakan keunggulan dari sistem DSS, selain dari metode yang lebih murah dibanding dengan metode coba dan error.

3.3 Kesimpulan

Pemanfaatan teknologi informasi dapat memberi keuntungan yang optimal dengan syarat memperhatikan standar-standar dalam MIS. Apabila standar-standar tersebut tidak diperhatikan maka akan terjadi kerugian yang besar dari pelaku usaha maupun pengguna.

BAB 4

SARAN PERBAIKAN TERHADAP SISTEM

Dalam menangani bisnis e-commerce yang dipikirkan bukan hanya faktor keuntungan yang akan diperoleh saja, tetapi harus memikirkan masalah antara lain pengembangan sistem, keamanan, DSS. Kesemuanya dimaksud agar diperoleh hasil yang optimal. KEPUSTAKAAN Clagget, James. R., Murdick, Robert. G. & Ross, Joel. E. 1993. Sistem Informasi untuk Manajemen Modern (edisi ketiga). Penerbit Erlangga. Davis, Gordon. B. 1999. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo. Laudon, Kenneth. C. & Laudon, Jane. P. 2000. Management Information Systems (6th ed). New Jersey: Prentice-Hall. Laudon, Kenneth. C. & Laudon, Jane. P. 2004. Management Information Systems (6th ed). New Jersey: PEARSON. McLeod, Raymond. Jr. & Schell, George. 2004. Sistem Informasi Manajemen (edisi kedelapan). Jakarta: PT INDEKS McLeod, Raymond. Jr. & Schell, George. 2007. Management Information Systems (10th ed). New Jersey: PEARSON. Senn, James. A. 1990. Information Systems In Management (4th ed). California: Wadsworth Publishing Co.

Kategori:Tidak Dikategorikan